share this

Senin, 19 November 2012

Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri

Di kesempatan kali ini saya akan share kembali tentang Sejarah Kerajaan Kediri .. Siapa yang tak kenal dengan kerajaaan terkenal ini ? Kediri adalah salah satu kerajaan terbesar di massa nya .. Banyak peninggalan dari kerjaan kediri ini salah satunya adalah candi nya .. kerajaaan ini berasal dari jawa timur berdiri di abad ke -12 ok untuk lengkapnya silahkan cek berikut ini penjelasannya ( ada versi 2 bahasa )

Versi Bahasa Inggris :

Kingdom of Kediri was an empire in East Java which was established in the 12th century. The kingdom is a part of the Ancient Mataram Kingdom. Kerajaanya Center is located on the edge of S. Brantas which at that time had become a busy shipping lane.

The establishment of the kingdom of Kediri
The discovery site Tondowongso in early 2007, which is believed to be relics of the kingdom of Kadiri is expected to help provide more information about the kingdom. Several statues of ancient relics of the kingdom of Kediri. Statues found in Gayam village, Kediri was rare because for the first time discovered a statue of Lord Shiva chess or poker face four.

In the year 1041 or 963 M King Airlangga ordered divide the kingdom into two parts. The division of the kingdom was carried out by a Brahmin who is known for his power MPU Bharada. Both kingdom became known as Kahuripan Jenggala (Kahuripan) and Panjalu (Kediri) is bounded by mountains and rivers Brantas Kawi told in Mahaksubya inscription (1289 AD), the book Negarakertagama (1365 AD), and the book of Calon Arang (1540 M). Objective division into two kingdoms in order to avoid conflicts.

Jenggala kingdom covers the area of ​​Malang and the Brantas river delta Surabaya harbor, Apex, and Pasuruhan, Kahuripan capital, while Panjalu later known as Kediri Kediri include, Madison, and its capital Daha. Based on inscriptions found each kingdom each feel entitled to all Airlangga throne so there was war.

In late November 1042, Airlangga was forced to divide his kingdom territory because his sons vied for the throne. Son named Sri Samarawijaya get named Panjalu western empire centered in the new city, the Daha. While son named Mapanji Garasakan get named Janggala eastern empire centered in the Old Town, which is Kahuripan. Panjalu be controlled Jenggala and diabadikanlah name Mapanji Garasakan King (1042 - 1052 AD) in the inscription Malenga. He still wore the emblem Airlangga kingdom, namely Garuda Mukha.

At first the civil war, won by Jenggala but on the subsequent development Panjalu / Kediri who won the war and mastering all Airlangga throne. Thus, in East Java Kediri kingdom stood where the evidence explaining the kingdom, in addition to the discovery of inscriptions also through literary books. And a lot of explaining about the kingdom of Kediri in the form of the book is the work of literature. The result is a book of literary works written Kakawin Bharatayudha Sedah MPU and MPU Panuluh that tells about the victory of Kediri / Panjalu on Jenggala.

The development of the kingdom of Kediri
In the development of its capital Daha Kediri kingdom grow up, while the kingdom Jenggala the sink. Allegedly Jenggala conquered by the Kingdom of Kediri. However, the loss of trace Jenggala may also be caused by the absence of inscriptions inscription yet found abandoned or left Jenggala kingdom. Kediri kingdom of glory had fallen when King Kertajaya (1185-1222) at odds with the clergy. This situation is exploited by akuwu Tumapel Ametung stumps.

But then his position was taken by Ken Arok. Above the former kingdom of Kediri is Ken Arok Singasari later founded the kingdom, and under the authority of Kediri Singasari. While under the rule Singasari Kertanegara (1268 1292), there was unrest in the kingdom. Jayakatwang, king of Kediri who had been subject to Singasari joining Regent Sumenep (Madura) to drop Kertanegara. Finally in 1292 Jayakatwang beat Kertanegara and rebuild the kingdom of Kediri glory.

Political developments Kediri kingdom
Mapanji Garasakan rule shortly. He was replaced King Mapanji Alanjung (1052 - 1059 AD). Mapanji Alanjung then replaced again by Maharaja Sri Samarotsaha. Ongoing battle between Jenggala and Panjalu led for 60 years no clear news about the two kingdoms until the emergence of the name of King Bameswara (1116 to 1135 AD) of Kediri.

At that time, the capital was moved from Panjalu to Daha Kediri kingdom that is better known as the kingdom of Kediri. King Bameswara use the royal insignia in the form of a skull with fangs on the crescent moon which is called Candrakapala. After Bameswara abdicated, he was replaced in his reign Jayabaya that it managed to beat Jenggala. Successive kings of Kediri since Jayabaya as follows.

In the year 1019 AD was crowned king Airlangga Medang Kamulan. Airlangga trying to restore dignity Medang Kamulan, after berahasil restored royal authority, Airlangga move the seat of government of Medang Kamulan to Kahuripan. Thanks to his efforts, Medang Kamulan greatness and prosperity. Towards the end of his life, Airlangga decided to withdraw from the government and became a hermit by the name Rishi Gentayu. Airlangga died in 1049 AD

The heir to the throne should be a princess Medang Kamulan the Sri Sanggramawijaya born of an empress. However, since choosing a hermit, throne turned to the son born of a concubine Airlangga. To avoid a civil war, Medang Kamulan divided into two kingdoms Jenggala with Kahuripan capital, and the kingdom of Kediri (Panjalu) with capital Dhaha. But those efforts have failed. It can be seen until the 12th century, where the Kediri kingdom remains a fertile and prosperous peaceful but still not entirely due overshadowed Jenggala who are in a weaker position. It makes a dark, full of hypocrisy and murder took place against the princes and kings - kings between the two countries. But this dispute ended in defeat Jenggala, dipersatukandi back under the rule of the kingdom of Kediri.

Versi Indonesia

Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi S. Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai.

Berdirinya Kerajaan Kediri
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri. Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat.

Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan menjadi dua bagian.  Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar tidak terjadi pertikaian.

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan, sedangkan Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan ibu kotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing kerajaan saling merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah peperangan.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042 – 1052 M) dalam prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha.

Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.

Perkembangan Kerajaan Kediri
Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi besar, sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kediri. Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala mungkin juga disebabkan oleh tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau belum ditemukannya prasasti yang ditinggalkan Kerajaan Jenggala. Kejayaan Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika Raja Kertajaya (1185-1222) berselisih dengan golongan pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel Tunggul Ametung.

Namun kemudian kedudukannya direbut oleh Ken Arok. Diatas bekas Kerajaan Kediri inilah Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari, dan Kediri berada di bawah kekuasaan Singasari. Ketika Singasari berada di bawah pemerintahan Kertanegara (1268 1292), terjadilah pergolakan di dalam kerajaan. Jayakatwang, raja Kediri yang selama ini tunduk kepada Singasari bergabung dengan Bupati Sumenep (Madura) untuk menjatuhkan Kertanegara. Akhirnya pada tahun 1292 Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara dan membangun kembali kejayaan Kerajaan Kediri.

Perkembangan politik kerajaan kediri
Mapanji Garasakan memerintah tidak lama. Ia digantikan Raja Mapanji Alanjung (1052 – 1059 M). Mapanji Alanjung kemudian diganti lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha. Pertempuran yang terus menerus antara Jenggala dan Panjalu menyebabkan selama 60 tahun tidak ada berita yang jelas mengenai kedua kerajaan tersebut hingga munculnya nama Raja Bameswara (1116 – 1135 M) dari Kediri.

Pada masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan dari Daha ke Kediri sehingga kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Raja Bameswara menggunakan lencana kerajaan berupa tengkorak bertaring di atas bulan sabit yang biasa disebut Candrakapala.  Setelah Bameswara turun takhta, ia digantikan Jayabaya yang dalam masa pemerintahannya itu berhasil mengalahkan Jenggala. Berturut-turut raja-raja Kediri sejak Jayabaya sebagai berikut.

Pada tahun 1019 M Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Airlangga berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan. Berkat jerih payahnya , Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya , Airlangga memutuskan untuk mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.

Pewaris tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. Untuk menghindari perang saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan. Hal ini dapat terlihat hingga abad ke 12 , dimana Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan makmur namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi Jenggala yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana gelap, penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja – raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan jenggala, kerajaan kembali dipersatukandi bawah kekuasaan Kediri.

Oke sekian aja tentang informasi kali ini tentnag Sejarah Kerajaan Kediri semoga informasi diatas bisa bermanfaat bagi anda dan jika bermanfaat mohon sharenya terimakasih

Tidak ada komentar: